PERAN KELUARGA KADER DALAM PEMENANGAN DAKWAH





Ikhwah Fillah....

Keluarga dalam pandangan syar’i merupakan wadah yang alami dan tepat untuk memelihara kelestarian dan kelangsungan hidup sekaligus untuk pembentukan karakter bagi individu manusia yang merupakan elemen hidup  terpenting bagi pembangunan masyarakat
Allah SWT berfirman:
''Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.'' (At-Tahrim : 66)


Ikhwani wa akhawati fillah…
Ayat di atas menggambarkan kepada kita akan pentingnya peran keluarga dalam membangun kehidupan. Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap manusia untuk dapat menjaga keluarganya masing-masing dari ancaman api neraka. Setiap aktivitas keluarga yang mengarah kepada kemaksiatan dan keburukan, seoptimal mungkin harus dihindari.
Sebaliknya setiap aktivitas yang mengarah kepada pelaksana segala kebaikan dan ketaatan pada Allah SWT serta kepada sesama manusia, seoptimal mungkin dibangun, dikembangkan, dan dijadikan sebagai pakaian keseharian dalam kehidupan keluarga tersebut.
Pentingnya menghidupsuburkan perilaku baik dalam keluarga, karena keluarga ini merupakan salah satu pilar utama di dalam membangun masyarakat madani yang dicita-citakan. Tidak mungkin masyarakat madani ini terwujud apabila tidak didukung oleh pembentukan karakter keluarga yang sesuai dengan ajaran Islam.
Jika keluarga-keluarga tersebut memiliki perilaku yang baik dan terpuji, maka akan baik dan terpuji pula masyarakatnya. Sebaliknya, jika keluarga-keluarga tersebut perilakunya buruk dan tercela, maka masyarakatnya pun akan menjadi masyarakat yang buruk dan tercela pula.
Ikhwani wa akhawati rahimakumullah…
Jika kita melihat perjalanan dakwah para Rasul, maka dakwah mereka selalu berawal dari keluarga yang terdekat. Orang yang pertama didakwahi oleh Rasulullah SAW adalah isterinya sendiri, yaitu Siti Kahdijah ra, kemudian dilanjutkan dengan kerabatnya yang terdekat (QS 26:214).
Setelah mendakwahi keluarga dan kerabatnya, kemudian Rasulullah SAW berdakwah kepada masyarakat sekitarnya. Hal ini mengindikasikan kepada kita, bahwa masalah keluarga adalah masalah yang sangat esensial dan fundamental dalam pembangunan masyarakat.
Tidak boleh kita menafikan peran keluarga, karena salah satu faktor penting yang menunjang pelaksanaan dakwah para Rasul adalah dukungan keluarganya. Bagaimana mungkin kita akan mendakwahi dan mengajak orang lain pada kebaikan, sementara keluarga kita sendiri tidak pernah mendapat sentuhan-sentuhan dakwah tersebut, dan membiarkan mereka berperilaku yang bertentangan secara diametral dengan nilai-nilai kebaikan yang kita sampaikan.
Seseorang dikatakan sebagai pemimpin yang baik dan berhasil dalam kepemimpinannya, manakala mengusahakan seoptimal mungkin untuk membangun ketakwaan dan kesalehan di dalam keluarganya. Bagaimana mungkin ia akan berhasil apabila ia sendiri tidak mampu mengatasi keluarganya dalam melakukan berbagai tindakan yang mengindikasikan pengkhianatan dan penyalahgunaan kekuasaan dan wewenangnya.
Ikhwan wal akhawat hafidzakumullah…
Keluarga yang rapuh akan mengarahkan perilaku para anggotanya ke dalam jurang kesesatan dan kemaksiatan, serta berimplikasi pada kehancuran negara secara total. Harus disadari bahwa kebahagiaan, keberhasilan, dan kesuksesan seseorang bukan semata-mata ditentukan oleh jabatan yang dimilikinya yang selalu disertai dengan iming-iming materi yang banyak, tetapi justru ditentukan oleh kesalehan keluarganya.
Dalam hadits Rasulullah SAW menegaskan pula bahwa di antara tanda-tanda seseorang mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat adalah ketika ia memiliki suami/istri dan keluarga yang tidak pernah berkhianat, baik kepada dirinya maupun kepada hartanya (HR At-Thabrani dari Ibnu Abbas ra).
Karena itu di dalam memilih seseorang yang akan dijadikan sebagai pemimpin bangsa dalam berbagai level, maka hendaknya dilihat pula perilaku keluarganya. Kita tidak boleh memilih pemimpin yang memiliki keluarga yang tidak berakhlak, karena hal itu hanya akan mendorong bangsa ini kepada jurang kehancuran.
Sudah saatnya kita menetapkan bahwa salah satu kriteria di dalam memilih para pemimpin, termasuk para wakil rakyat yang akan datang adalah dengan melihat perilaku keluarganya. Apakah ia memiliki keluarga yang moralis dan berakhlak, ataukah sebaliknya ia justru memiliki keluarga yang tidak berakhlak yang akan senantiasa mengendalikan berbagai kebijakannya.
Dan tentunya secara sadar atau tidak sadar sebagai keluarga kader yang memiliki komitmen dakwah dan usaha melakukan perbaikan negara memiliki peran yang sangat besar dalam pemenangan pemiihan kepala daerah yang akan datang.
Bahwa keluarga memiliki banyak peran besar terhadap pemenangan pemilu sebagai cikal bakal atau sarana untuk membangun masyarakat dan negara yang baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan. Karena pada hakikatnya diantara peran keluarga kader adalah:
1.      Pembentukan Karakter, Transformasi dan internalisasi nilai
2.      Menjadi ‘payung psikologis’ anggotanya dimana anggota keluarga merasa nyaman diterima apa adanya
3.      Potret Miniatur ‘interaksi sosial’- dalam peran sebagai bapak,ibu,anak,dan sebagainya.
4.       Tempat tumbuh dan berkembangnya bakat dan potensi anak yang bermanfaat kelak dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5.      Sebagai ‘markaz /kapal induk’ dimana semua kebutuhan asasi anggota keluarga dapat terpenuhi.

Dan untuk mencapai pemenangan Pemilu/pemilihan kepala daerah maka sebuah keluarga –khususnya keluarga kader- memiliki pemahaman yang utuh akan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; diantaranya :
1.      Paradigma Da’wah yang mencakup urusan di dalam dan di luar keluarga /rumah tangga. Dan tidak ada dikotomi antara da’wah dan rumah tangga.
2.       Pembentukan ‘Usroh Muslimah’ (keluarga muslim) adalah tahapan kedua sebelum menuju terbentuknya masyarakat dan negara yang bersendikan nilai-nilai Islam sebagai ‘rahmatan  lil‘alamin’.
Dan untuk mengoptimalkan peran keluarga kader dalam pemenangan pemilu/pemilihan kepala daerah ada beberapa dhowabit; diantaranya :
1.      Meningkatkan Kompetensi Keluarga kader yang berasaskan pada akidah yang bersih, ibadah yang shahih dan akhlak yang islami
2.       Mendorong seluruh anggota keluarga untuk mengikuti fikrah kader
3.      Menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga Islami.
4.      Memperbaiki tarbiyatul aulad.
5.      Menumbuhkan kesadaran kader untuk menjaga prinsip Islam.
6.      Anggota keluarga terlibat dalam aktifitas dakwah dan siyasiyah.
7.      Menumbuhkan jiwa berkorban pada harta, jiwa dan keluarga.

Ikhwah wal akhawat rahimakumullah…
Oleh karena itu sudah saatnya kita sebagai jamaah yang memiliki komitmen berdakwah untuk membentuk keluarga kader yang mampu menyusun ulang visi berkeluarga ‘sukses dunia akhirat’ dan ‘bersama membangun rumah di surga’, melalui peran kita dalam kancah pemenangan pemilu/pilkada sebagai sarana pembentukan masyarakat madani dan bangsa yang islami.

Intansurullah yansurkum wayutsabbit aqdamakum.
Waalahu’alam bis showab.


Comments :

1
IBADAH DAN MOTIVASI mengatakan... on 

Syukran Akh Atas Ilmunya boleh diambil kan? moga jadi ilmu yang berkah dan bermanfaat . Ammiiiin

Posting Komentar

 

Total Yang Silaturahim